Berbicara
mengenai ekosistem, di Indonesia sendiri Kotlin mulai ramai digunakan
sejak tahun 2017. Pada tahun itu juga Kotlin ditetapkan sebagai bahasa
pemrograman resmi pada salah satu platform yang juga sangat terkenal,
yaitu Android.
Walaupun sebenarnya sebelum tahun 2017 juga ada developer yang sudah mulai menuliskan kodenya dengan Kotlin.
Selain
dikenal sebagai bahasa pemrograman yang ringkas dan praktis, dukungan
multiplatform pada Kotlin mampu membuat Kotlin mudah diterima di
berbagai kalangan developer. Untuk developer yang mempunyai latar
belakang sebagai programer Java, C#, JavaScripts, Scala, maupun Groovy,
mereka akan bisa mudah beradaptasi dengan Kotlin, karena Kotlin memang
terinspirasi dari beberapa bahasa pemrograman tersebut. Beberapa
perusahaan besar seperti Square, Pinterest, Basecamp dan Corda pun sudah menggunakan Kotlin dan dengan bangga mengumumkannya secara publik.
Sejak
diumumkannya Kotlin sebagai bahasa pemrograman untuk Android pada
Google I/O 2017, tak sedikit developer Android yang mencoba untuk
mempelajari Kotlin. Apalagi di tahun 2019 ini semua update terbaru pada
Android selalu menggunakan Kotlin pada dokumentasinya. Tentu saja banyak
developer Android yang juga sudah beralih dari Java ke Kotlin.
Sepertinya pengumuman dari Google tersebut sangat berpengaruh terhadap
animo developer Android dalam menggunakan Kotlin. Bahkan sampai ada yang
mengira bahwa Google-lah yang mengembangkan Kotlin.
Tak
hanya di luar negeri, di Indonesia pun Kotlin dikenal sangat melekat
dengan Android. Ini ditunjukkan dengan banyaknya developer yang
berdiskusi di komunitas online maupun offline mayoritas adalah developer
Android. Antusiasme developer Android di Indonesia untuk belajar Kotlin
sangatlah besar. Dicoding pun mengakomodasi antusiame ini dengan
merilis akademi Kotlin Android Developer Expert (KADE)
pada April 2018. Kelas KADE ini kini sudah menghasilkan banyak lulusan.
Kami sangat bangga akademi tersebut menjadi kurikulum resmi yang
digunakan pada Google Developer Kejar 2018.
Saat
ini, banyak aplikasi yang dikembangkan dengan Kotlin. Mulai dari
startup yang baru mulai dirintis sampai perusahaan yang sudah memiliki
title Unicorn seperti GO-JEK, Tokopedia, dan Bukalapak.
Selanjutnya,
hal yang juga sangat berpengaruh pada perkembangan ekosistem Kotlin
adalah Komunitas. Baik di luar negeri atau pun di Indonesia, setiap
harinya komunitas online selalu ramai dengan diskusi-diskusi seputar
Kotlin. Tak jarang juga komunitas yang mengadakan acara offline secara
rutin. Ini pertanda komunitas Kotlin, sangat kuat. Dengan banyaknya
developer expert yang peduli membagikan ilmunya, akan mempermudah
teman-teman developer yang baru untuk mulai belajar Kotlin.
Berikut adalah beberapa kanal komunitas yang bisa Anda ikuti untuk mendapatkan update rutin seputar Kotlin:
Banyaknya komunitas yang berkontribusi untuk Kotlin membuat bahasa tersebut berkembang sangat pesat. Kotlin dinobatkan sebagai “Fastest growing languages” oleh GitHub Octoverse 2018 mengalahkan Rust, Go, dll.
Kami harap semoga akademi ini juga bisa berkontribusi untuk mengembangkan ekosistem Kotlin di Indonesia
0 Comments